Belajar dari Anthrax, Publik Perlu Diedukasi Jangan Makan Daging Hewan Sakit

30-01-2017 / KOMISI IX

Anggota Komisi IX DPR RI Ahmad Zainuddin mengatakan masyarakat perlu diberikan edukasi tentang makanan higienis khususnya mengenai bahaya daging hewan yang sakit, hal itu dinilai perlu untuk mencegah terulangnya kasus Anthrax seperti yang menimpa warga di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

 

“Penyakit Anthrax yang menjangkit beberapa warga di Kulon Progo terjadi karena lemahnya pengetahuan warga tentang persyaratan makanan yang higenis, maka dari itu saya himbau agar pemerintah memberi edukasi kepada masyarakat  agar hal ini tidak terjadi lagi,”kata Zainuddin melalui rilis yang diterima Parlementaria baru-baru ini di Gedung Nusantara I, DPR, Senayan, Jakarta.

 

Lebih lanjut, politisi partai PKS itu meminta pemerintah untuk merespon cepat setiap ada indikator penyakit menular atau bahya seperti Antrax. “Ini demi menyelamatkan nyawa manusia, jangan ada upaya menutup-nutupi,”ujarnya.

 

Lambatnya penanganan terjadi karena ada perbedaan pandangan antar stakeholder, hal itu diketahui setelah pihaknya sebelumya, melakukan kunjungan kerja ke Yogjakarta, Kamis (27/01/2017) guna melihat perkembangan penanganan kasus Anthrax di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo. Dari hasil tinjauan itu, Zainuddin menyesalkan adanya perbedaan sikap antar pemerintah.

 

Dia mencontohkan, pemerintah kabupaten Kulon Progo yang menetapkan stastus Kejadian Luar Biasa (KLB) atas temuan kasus anthrax di wilayahnya berdasarkan hasil penelitian laboratorium RS Sarjito dan Fakultas Kesehatan UGM. Sementara Dinas Kesehatan menyatakan jangan terburu-buru dengan status KLB. Sebab dari 16 orang penderita anthrax tipe kulit 15 orang telah dinyatakan sembuh dan satu meninggal dunia. Korban meninggal tidak dapat dipastikan disebabkan virus anthrax karena korban memiliki riwayat komplikasi diabetes dan penyakit jantung serta berusaia lanjut.

 

“Perbedaan pandangan terhadap wabah penyakit jangan terulang lagi di masa mendatang. Karena kesamaan sikap yang tepat diantara pemerintah sangat menentukkan langkah-langkah penanganan selanjutnya. Apalagi kasus KLB wabah anthrax pernah terjadi di pertengahan tahun lalu, berlarut-larut penanganan biasanya terjadi karena beda sikap antar stakeholder. Jangan sampai terulang,”pungkasnya.(rnm)

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...